Vita dengan spontan mengucapkan kata “Assalamualaikum!!!”, ketika dirinya
dikagetkan oleh sesuatu. Dia sadar dirinya menderita latah dan gampang
terkejut. Hal ini menjadikannya sedikit minder dalam relasi social. Apalagi
beberapa orang temannya yang iseng sering menganggap hal ini sebagai bahan
candaan, sehingga malah dengan sengaja mengaggetkannya.
-------------------
Pengertian
Dalam budaya
kita sehari-hari, sangat mudah sekali kita jumpai orang-orang yang mengalami
latah di sekitar kita. Teman, saudara, tetangga atau kenalan kita kadang
mengalaminya. Bahkan televisi menjadikannya sebagai komoditi, dimana artis yang
punya penyakit latah justru ditampilkan sebagai bahan lelucon dalam acara-acara
hiburan.
J.P. Chaplin
mengartikan latah atau lattah sebagai, suatu penyakit jiwa, dicirikan dengan
kegairahan, kehebohan, dan suggestibilitas besar , disertai halusinasi dari isi
seksual. Penyakit atau gangguan seksual ini sering kita amati di kalangan
wanita di Malaysia. Sementara itu menurut Winzeler (1995) mengatakan, latah
sebagai fenomena telah tercatat dalam literatur sejak abad ke 19. Dalam
studinya di Jawa dan Malaya, beberapa peneliti Eropa menemukan bahwa, beberapa
orang yang diprovokasi, biasanya dengan dibuat kaget, akan bertindak lepas dari
kesopanan, seperti meneriakkan kata-kata cabul, atau mengucapkan ulang
kata-kata, gerakan atau tindakan, atau secara otomatis melakukan perintah yang
dalam keadaan normal tidak akan diikuti. Beberapa peneliti mengemukakan bahwa
latah termasuk sindom terkait budaya (cultural bound-syndrome), karena
tidak ditemukan dalam masyarakat Barat.
Macam-macam
Latah
Sebagaimana
diungkapkan diatas, reaksi latah pada beberapa orang bisa bermacam-macam,
diantaranya sebagai berikut:
1. Echolia
Echo berarti pengulangan. Pada penderita
latah jenis ini akan secara spontan mengulangi perkataan orang lain.
2. Echopraxia
Penderita latah ini akan meniru
gerakan orang lain.
3. Caprolalia
Mereka yang mengalami latah jenis ini
akan mengucapkan kata-kata yang dianggap tabu atau kotor. Biasanya kata-kata
mereka tidak jauh dari alat kelamin, walaupun dapat diplesetkan menjadi kata-kata lain.
4. Automatic
Obedience
Ini adalah jenis yang paling parah. Pada saat terkejut
mereka akan spontan dan tidak sadar melaksanakan perintah. Para penderita jenis
ini tidak dapat mengontrol apa yang mereka lakukan sehingga baru menyadarinya
setelah melakukan tindakan tersebut.
Penyebab
Ada kepercayaan
di masyarakat yang berkembang bahwa latah ini adalah penyakit menular. Namun
sebenarnya bukan, latah bisa terjadi pada setiap orang dan sebenarnya dapat
diatasi. Lalu darimana sebenarnya penyebab latah itu? Menurut peneliti, karakter
orang Melayu dan Jawa secara alami merupakan orang yang nervous, sensitif
terhadap ejekan, gampang tersulut emosi, selalu berpikir untuk menyeimbangkan
diri, untuk selalu tenang dan ingin tetap lugas. Hal ini membuat mereka mudah
terbebani oleh tekanan dan stres, bisa menjadi penyebab munculnya latah ini.
Ada tiga pendekatan yang bisa dipakai dalam menjelaskannya:
a. Teori
Pemberontakan
Dalam kondisi latah, seseorang bisa
mengungkapkan hal-hal yang dianggap dilarang tanpa merasa bersalah
melakukannya. Gejala seperti itu merupakan gangguan tingkah laku yang mengarah
kepada obsesif.
b. Teori Kecemasan
Penderita latah terjadi karena yang
bersangkutan mengalami kecemasan terhadap sesuatu tanpa disadari. Yang
melatarbelakangi kecemasan itu adalah karena adanya sosok otoriter disekitar
orang latah seperti ayah, ibu, kakak atau anggota keluarga yang lain.
c. Teori
Pengkondisian
Inilah yang memunculkan mitos latah disebabkan akibat ketularan,
padahal penderita latah pada kategori ini disebabkan karena terkondisikan oleh
lingkungan.
Penyembuhan
Syarat munculnya
penyakit latah adalah keterkejutan, maka seseorang yang ingin mengurangi dan
menyembuhkan penyakit latah adalah dengan memperoleh ketenangan hidup. Misalnya
keluar dari rumah atau orangtuanya yang kerap melakukan tekanan, atau berganti
pekerjaan jika pekerjaan itu membuatnya stress.
Untuk
menyembuhkan penyakit latah, lingkungan juga harus berempati. Ada penderita
yang sembuh dengan sendirinya setelah berkeluarga dan hidup tenang. Selebihnya
penderita diharapkan terus melakukan latihan relaksasi, meditasi dan
konsentrasi secara rutin. Kegiatan ini akan
membantu penderita menuju kesembuhan. Dan sering-seringlah melakukan
aktivitas menyenagkan dan tidak membuat stress.
Terapi puasa
cukup populer di Eropa maupun di Amerika Serikat. Kabar gembira lain, riset
terakhir membuktikan puasa yang dijalankan secara tepat dan benar akan berfungsi
sebagai terapi bagi penderita latah. Ini bersumber pada fakta bahwa puasa
terbukti dapat membuat seseorang lebih mampu menguasai dan mengendalikan diri.
(oleh: pus/ ilustrasi: gilang/2013)
Daftar Pustaka:
Chaplin, James P. 2009. Kamus Lengkap Psikologi. Terjemahan Kartini Kartono. Jakarta: Rajawali Press
Chaplin, James P. 2009. Kamus Lengkap Psikologi. Terjemahan Kartini Kartono. Jakarta: Rajawali Press
El-Fanani, Burhan. 2012. 101 Mitos Dalam Psikologi: Mitos-Mitos Menyesatkan Yang Jadi Kebenaran. Yogyakarta: Araska Publisher.
Winzeler, Robert. 1995. Latah in Southeast Asia: the history and ethnography of a cultural-bound syndrome. Cambridge University Press: Meulborne.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar