Selasa, 16 April 2013

LATAH: Sindrom Terkait Budaya



Vita dengan spontan mengucapkan kata “Assalamualaikum!!!”, ketika dirinya dikagetkan oleh sesuatu. Dia sadar dirinya menderita latah dan gampang terkejut. Hal ini menjadikannya sedikit minder dalam relasi social. Apalagi beberapa orang temannya yang iseng sering menganggap hal ini sebagai bahan candaan, sehingga malah dengan sengaja mengaggetkannya.
-------------------
Pengertian
Dalam budaya kita sehari-hari, sangat mudah sekali kita jumpai orang-orang yang mengalami latah di sekitar kita. Teman, saudara, tetangga atau kenalan kita kadang mengalaminya. Bahkan televisi menjadikannya sebagai komoditi, dimana artis yang punya penyakit latah justru ditampilkan sebagai bahan lelucon dalam acara-acara hiburan. 
J.P. Chaplin mengartikan latah atau lattah sebagai, suatu penyakit jiwa, dicirikan dengan kegairahan, kehebohan, dan suggestibilitas besar , disertai halusinasi dari isi seksual. Penyakit atau gangguan seksual ini sering kita amati di kalangan wanita di Malaysia. Sementara itu menurut Winzeler (1995) mengatakan, latah sebagai fenomena telah tercatat dalam literatur sejak abad ke 19. Dalam studinya di Jawa dan Malaya, beberapa peneliti Eropa menemukan bahwa, beberapa orang yang diprovokasi, biasanya dengan dibuat kaget, akan bertindak lepas dari kesopanan, seperti meneriakkan kata-kata cabul, atau mengucapkan ulang kata-kata, gerakan atau tindakan, atau secara otomatis melakukan perintah yang dalam keadaan normal tidak akan diikuti. Beberapa peneliti mengemukakan bahwa latah termasuk sindom terkait budaya (cultural bound-syndrome), karena tidak ditemukan dalam masyarakat Barat.

Macam-macam Latah
Sebagaimana diungkapkan diatas, reaksi latah pada beberapa orang bisa bermacam-macam, diantaranya sebagai berikut:
1.      Echolia
Echo berarti pengulangan. Pada penderita latah jenis ini akan secara spontan mengulangi perkataan orang lain.
2.      Echopraxia
Penderita latah ini akan meniru gerakan orang lain.
3.      Caprolalia
Mereka yang mengalami latah jenis ini akan mengucapkan kata-kata yang dianggap tabu atau kotor. Biasanya kata-kata mereka tidak jauh dari alat kelamin, walaupun dapat diplesetkan  menjadi kata-kata lain.
4.      Automatic Obedience
Ini adalah jenis yang paling parah. Pada saat terkejut mereka akan spontan dan tidak sadar melaksanakan perintah. Para penderita jenis ini tidak dapat mengontrol apa yang mereka lakukan sehingga baru menyadarinya setelah melakukan tindakan tersebut.

Penyebab
Ada kepercayaan di masyarakat yang berkembang bahwa latah ini adalah penyakit menular. Namun sebenarnya bukan, latah bisa terjadi pada setiap orang dan sebenarnya dapat diatasi. Lalu darimana sebenarnya penyebab latah itu? Menurut peneliti, karakter orang Melayu dan Jawa secara alami merupakan orang yang nervous, sensitif terhadap ejekan, gampang tersulut emosi, selalu berpikir untuk menyeimbangkan diri, untuk selalu tenang dan ingin tetap lugas. Hal ini membuat mereka mudah terbebani oleh tekanan dan stres, bisa menjadi penyebab munculnya latah ini. Ada tiga pendekatan yang bisa dipakai dalam menjelaskannya:
a.      Teori Pemberontakan
Dalam kondisi latah, seseorang bisa mengungkapkan hal-hal yang dianggap dilarang tanpa merasa bersalah melakukannya. Gejala seperti itu merupakan gangguan tingkah laku yang mengarah kepada obsesif.
b.       Teori Kecemasan
Penderita latah terjadi karena yang bersangkutan mengalami kecemasan terhadap sesuatu tanpa disadari. Yang melatarbelakangi kecemasan itu adalah karena adanya sosok otoriter disekitar orang latah seperti ayah, ibu, kakak atau anggota keluarga yang lain. 
c.       Teori Pengkondisian
Inilah yang memunculkan mitos latah disebabkan akibat ketularan, padahal penderita latah pada kategori ini disebabkan karena terkondisikan oleh lingkungan.

Penyembuhan
Syarat munculnya penyakit latah adalah keterkejutan, maka seseorang yang ingin mengurangi dan menyembuhkan penyakit latah adalah dengan memperoleh ketenangan hidup. Misalnya keluar dari rumah atau orangtuanya yang kerap melakukan tekanan, atau berganti pekerjaan jika pekerjaan itu membuatnya stress.
Untuk menyembuhkan penyakit latah, lingkungan juga harus berempati. Ada penderita yang sembuh dengan sendirinya setelah berkeluarga dan hidup tenang. Selebihnya penderita diharapkan terus melakukan latihan relaksasi, meditasi dan konsentrasi secara rutin. Kegiatan ini akan  membantu penderita menuju kesembuhan. Dan sering-seringlah melakukan aktivitas menyenagkan dan tidak membuat stress.
Terapi puasa cukup populer di Eropa maupun di Amerika Serikat. Kabar gembira lain, riset terakhir membuktikan puasa yang dijalankan secara tepat dan benar akan berfungsi sebagai terapi bagi penderita latah. Ini bersumber pada fakta bahwa puasa terbukti dapat membuat seseorang lebih mampu menguasai dan mengendalikan diri. (oleh: pus/ ilustrasi: gilang/2013)



Daftar Pustaka:

Chaplin, James P. 2009. Kamus Lengkap Psikologi. Terjemahan Kartini Kartono. Jakarta: Rajawali Press 

El-Fanani, Burhan. 2012. 101 Mitos Dalam Psikologi: Mitos-Mitos Menyesatkan Yang Jadi Kebenaran. Yogyakarta: Araska Publisher.

Winzeler, Robert. 1995. Latah in Southeast Asia: the history and ethnography of a cultural-bound syndrome. Cambridge University Press: Meulborne.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar