Rabu, 27 Februari 2013

Beyond The Symbol

“Ini pentakel” ujar Langdon, suaranya terdengar kosong dalam ruangan besar ini. “Salah satu simbol tertua di dunia. Digunakan lebih dari 4000 tahun sebelum Masehi.”
“Dan artinya?”
Langdon selalu ragu-ragu ketika dia menerima pertanyaan seperti itu. Mengatakan kepada seseorang apa arti simbol itu seperti mengatakan bagaimana sebuah lagu seharusnya mempengaruhi perasaan orang- itu berbeda untuk setiap orang.[1]

I
tu tadi merupakan cuplikan dari novel fenomenal karya Dan Brown, The Da Vinci Code. Dalam novel tersebut digambarkan bahwa sang tokoh utama, Prof. Robert Langdon adalah seorang pakar Simbologi dari Universitas Harvard, sebenarnya gelar ini fiktif, karena di Harvard tidak ada jurusan Simbologi pada saat itu. Simbologi sendiri hanyalah salah satu nama mata kuliah yang diajarkan di sana.

Sebenarnya apa sih simbol itu?

 Simbol berasal dari kata symballo yang berasal dari bahasa Yunani. Symballo artinya ”melempar bersama-sama”, melempar atau meletakkan bersama-sama dalam satu ide atau konsep objek yang kelihatan, sehingga objek tersebut mewakili gagasan.  Simbol adalah: gambar, bentuk, atau benda yang mewakili suatu gagasan, benda, ataupun jumlah sesuatu.  Simbol paling umum ialah tulisan dan lambang, bisa juga gaya bahasa. Tulisan merupakan simbol kata-kata dan suara, sedangkan lambang, bisa berupa gambar atau bisa merupakan benda  sesungguhnya. Gaya bahasa sering juga digunakan sebagai metafora atau perumpamaan.


Simbol di sekitar kita.
Simbol banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dalam bidang ilmu pengetahuan, kehidupan sosial, juga keagamaan. Di kalangan umat Muslim sendiri, agama Islam sering identik dengan simbol bulan sabit dan bintang.  Banyak Negara yang mayoritas penduduknya muslim seperti Pakistan ,Turki, Aljazair, Tunisia, Malaysia, Tukmenistan, Uzbekistan, dll, yang mencantumkan simbol tersebut dalam bendera negaranya. Ada juga yang tertera dalam lambang Negara. Kadang dapat juga kita temukan pada emblem/ logo penguasa tertentu.
Simbol ini sendiri menjadi identik dengan Islam karena pernah dipakai oleh Dinasti Turki Ustmani pada abad ke-18. Pada waktu itu Turki Utsmani merupakan kekhalifahan dinasti/ monarkhi Islam terbesar.
Dilihat dari sejarah, di zaman Rasulullah Saw, simbol ini tidak dikenal. Pada waktu itu tentara atau kafilah Islam dikenali hanya dengan memakai bendera dengan dasar warna hitam, hijau atau putih saja tanpa simbol atau tulisan (beberapa riwayat mengatakan dengan tulisan lafadz Allah dan Muhammad atau dalam riwayat lain lafadz Syahadatain).
Namun demikian, simbol bulan sabit dan bintang ini kini telah diterima secara universal sebagai simbol yang menggambarkan Islam atau komunitas muslim.

Simbol Psikologi
Sering kita melihat di fakultas psikologi, lambang yang mirip dengan garpu, atau tombak bermata tiga atau biasa disebut trisula psikologi, yang diartikan sebagai lambang dari psikologi. Sebenarnya darimana asal mulanya?
Seperti yang dikemukakan Prof. Langdon, diatas, cara orang mengartikan simbol seperti mengartikan lagu, bisa berbeda kesan bagi orang yang berbeda. Perbedaan muncul paling menonjol mungkin dari kebudayaan, pergeseran makna dan pengetahuan seseorang.

Simbol trisula, secara lambang,  dikenal dalam berbagai kebudayaan. Kata trisula sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yakni Trishula, Tri (tiga) & Sula (yang berarti duri). Kata trisula mengacu pada nama senjata milik dewa-dewa dalam agama Hindu, yang paling umum dikenal adalah senjata Dewa Siwa. Tiga mata tombak dalam Agama Hindu diartikan sebagai tiga siklus: penciptaan, pemeliharaan dan penghancuran atau juga masa lalu, masa kini dan masa depan.
Dalam mitologi Yunani, trisula atau tombak bermata tiga merupakan senjata dari Dewa Laut Poseidon atau Neptunus dalam mitologi Romawi.  Tiga dewa bersaudara, Zeus atau (Jupiter) berkuasa di bumi, Hades (Pluto) di bawah bumi/ neraka, dan Poseidon (Neptunus) berkuasa di laut. Diceritakan dengan tombak bermata tiga inilah Poseidon jika marah menciptakan gempa bumi dan ombak besar atau tsunami.
Yang paling ekstrem mungkin adalah teori garpu/ tombak setan. Menurut beberapa literatur, "Pada Zaman dahulu, semua hal yang berhubungan dengan penyakit mental dikategorikan yang berhubungan  dengan setan. Sejak mereka berpikir bahwa semua penyakit mental dan perilaku abnormal itu disebabkan oleh gangguan setan dan roh Jahat. Oleh sebab itu, orang-orang yang mempelajari perilaku abnormal ini (psikolog) juga dianggap sebagai (pengikut) setan. Karena setan memegang semacam garpu di tangannya, maka psikologi mengadopsinya sebagai lambang/simbol mereka.[2] Kelemahan teori ini adalah tidak adanya kesamaan gambaran  setan pada abad Masehi (Kristen) dan sebelum masehi (Pagan).

Pernyataan yang secara umum diterima mengenai asal trisula psikologi ini adalah secara literasi. Simbol “Ψ” (huruf besar) atau “ψ” (dalam huruf kecilnya), merupakan huruf ke-23 dalam alfabet Yunani. Huruf Ψ atau ψ dibaca psi, sedangkan dalam angka Yunani psi ini merupakan simbol untuk angka 700.  Psi merupakan huruf dalam kata psyche. Psyche dalam bahasa Yunani berarti nafas kehidupan, yaitu jiwa atau ruh, secara bebas diartikan sebagai pikiran.[3]
Huruf alfabet Ψ atau ψ selain dikenal dalam psikologi, psikiatri juga dikenal dalam bidang keilmuan lain, seperti fisika (fungsi gelombang dalam mekanika kuantum), matematika (pembalik konstanta Fibonacci), astronomi (Planet Neptunus), dsb.
Warna Ungu
Selain identik dengan alfabet psi, psikologi juga sering dihubungkan  dengan warna ungu. Ungu adalah rentang corak warna yang muncul diantara merah dan biru, atau diantara merah tua (crimson) dan violet. Disebut ungu apabila dekat ke warna merah, disebut violet apabila dekat ke biru.
Zaman dahulu di Eropa, warna ungu dipakai oleh hakim-hakim dan Kaisar Romawi, kemudian oleh Katholik Roma dipakai dalam pakaian keuskupan, sejak itu ungu identik dengan kerajaan dan kesalehan. Sedangkan di kebudayaan Asia, seperti China dan Jepang, ungu mewakili kesadaran spiritual, penyembuhan, kekuatan, kemakmuran, keistimewaan, keberuntungan, dan aristokrasi.  Jadi dari mana istilah warna ungu adalah warna janda? Rupanya hal itu tidak sepenuhnya  salah, karena di Thailand, warna ungu adalah warna yang dipakai janda ketika sedang berduka cita.
Warna Ungu dalam psikologi dapat berarti  simbol kemakmuran dan kemegahan, kebijaksanaan dan spiritualitas, warna ungu juga merupakan warna yang kadang tidak selalu muncul di alam, terkadang menghadirkan kesan eksotis dan cerdas.[4]  
Seberapa penting sebuah simbol?
Mimpi adalah sebuah simbol dari represi keinginan menurut Freud dan Adler. Carl Jung menganggap archetype adalah simbol universal yang ditiru dan berusaha disamai oleh orang lain.  Simbol terkadang merupakan penjelmaan dari substansi, namun terkadang diperlukan pengetahuan untuk memahaminya.
Di Eropa, seseorang yang menggunakan atribut bersimbol NAZI (swastika NAZI) bisa ditahan oleh aparat penegak hukum. Di Indonesia simbol palu dan celurit dilarang, karena mengidentifikasikan Partai Komunis Indonesia. Dalam agama, ada larangan menyerupai atau memakai sesuatu atribut yang identik dengan suatu kaum, sebab tanpa disadari secara perlahan akan membawa seseorang masuk ke kaum yang ditiru. Jadi simbol bukanlah hal yang paling esensial (terpenting), namun tidak bisa juga dianggap remeh penggunaanya.
Simbol memang bukan nilai atau makna yang sebenarnya, namun lewat simbol, manusia dapat lebih mudah menghayati makna yang sebenarnya. Oleh karena itu menggunakan sebuah simbol hendaknya  mengetahui secara bijak makna representatifnya agar tidak salah dalam menerapkan-nya.  (Pus/ IMP/2013)




[1] Da Vinci Code. Dan Brown. 2006. Serambi Ilmu Semesta: Jakarta. Hal. 57
[3] Psychology for Beginners, Nigel Benson & Simon Grove. 2000. Mizan: Bandung. Hal. 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar