“Ini pentakel” ujar Langdon, suaranya terdengar kosong dalam ruangan besar ini. “Salah satu simbol tertua di dunia. Digunakan lebih dari 4000 tahun sebelum Masehi.”
“Dan artinya?”
Langdon selalu ragu-ragu ketika dia menerima pertanyaan seperti itu. Mengatakan kepada seseorang apa arti simbol itu seperti mengatakan bagaimana sebuah lagu seharusnya mempengaruhi perasaan orang- itu berbeda untuk setiap orang.[1]
I
|
tu
tadi merupakan cuplikan dari novel fenomenal karya Dan Brown, The Da Vinci
Code. Dalam novel tersebut digambarkan bahwa sang tokoh utama, Prof. Robert
Langdon adalah seorang pakar Simbologi dari Universitas Harvard, sebenarnya
gelar ini fiktif, karena di Harvard tidak ada jurusan Simbologi pada saat itu.
Simbologi sendiri hanyalah salah satu nama mata kuliah yang diajarkan di sana.
Sebenarnya apa sih simbol itu?
Simbol berasal dari kata symballo yang berasal dari bahasa Yunani. Symballo artinya ”melempar bersama-sama”, melempar atau meletakkan bersama-sama dalam satu ide atau konsep objek yang kelihatan, sehingga objek tersebut mewakili gagasan. Simbol adalah: gambar, bentuk, atau benda yang mewakili suatu gagasan, benda, ataupun jumlah sesuatu. Simbol paling umum ialah tulisan dan lambang, bisa juga gaya bahasa. Tulisan merupakan simbol kata-kata dan suara, sedangkan lambang, bisa berupa gambar atau bisa merupakan benda sesungguhnya. Gaya bahasa sering juga digunakan sebagai metafora atau perumpamaan.
Simbol
di sekitar kita.
Simbol banyak ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari dalam bidang ilmu pengetahuan, kehidupan sosial, juga keagamaan. Di
kalangan umat Muslim sendiri, agama Islam sering identik dengan simbol bulan
sabit dan bintang. Banyak Negara yang
mayoritas penduduknya muslim seperti Pakistan ,Turki, Aljazair, Tunisia,
Malaysia, Tukmenistan, Uzbekistan, dll, yang mencantumkan simbol tersebut dalam
bendera negaranya. Ada juga yang tertera dalam lambang Negara. Kadang dapat
juga kita temukan pada emblem/ logo penguasa tertentu.
Simbol
ini sendiri menjadi identik dengan Islam karena pernah dipakai oleh Dinasti
Turki Ustmani pada abad ke-18. Pada waktu itu Turki Utsmani merupakan
kekhalifahan dinasti/ monarkhi Islam terbesar.
Dilihat
dari sejarah, di zaman Rasulullah Saw, simbol ini tidak dikenal. Pada waktu itu
tentara atau kafilah Islam dikenali hanya dengan memakai bendera dengan dasar
warna hitam, hijau atau putih saja tanpa simbol atau tulisan (beberapa riwayat
mengatakan dengan tulisan lafadz Allah dan Muhammad atau dalam riwayat
lain lafadz Syahadatain).
Namun
demikian, simbol bulan sabit dan bintang ini kini telah diterima secara universal
sebagai simbol yang menggambarkan Islam atau komunitas muslim.
Simbol
Psikologi
Sering
kita melihat di fakultas psikologi, lambang yang mirip dengan garpu, atau
tombak bermata tiga atau biasa disebut trisula psikologi, yang diartikan
sebagai lambang dari psikologi. Sebenarnya darimana asal mulanya?
Seperti
yang dikemukakan Prof. Langdon, diatas, cara orang mengartikan simbol seperti
mengartikan lagu, bisa berbeda kesan bagi orang yang berbeda. Perbedaan muncul
paling menonjol mungkin dari kebudayaan, pergeseran makna dan pengetahuan
seseorang.
Simbol
trisula, secara lambang, dikenal dalam
berbagai kebudayaan. Kata trisula sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yakni
Trishula, Tri (tiga) & Sula (yang
berarti duri). Kata trisula mengacu pada nama senjata milik dewa-dewa dalam
agama Hindu, yang paling umum dikenal adalah senjata Dewa Siwa. Tiga mata
tombak dalam Agama Hindu diartikan sebagai tiga siklus: penciptaan,
pemeliharaan dan penghancuran atau juga masa lalu, masa kini dan masa depan.
Dalam mitologi Yunani, trisula atau tombak bermata tiga
merupakan senjata dari Dewa Laut Poseidon atau Neptunus dalam mitologi
Romawi. Tiga dewa bersaudara, Zeus
atau (Jupiter) berkuasa di bumi, Hades (Pluto) di bawah
bumi/ neraka, dan Poseidon (Neptunus) berkuasa di laut. Diceritakan
dengan tombak bermata tiga inilah Poseidon jika marah menciptakan gempa bumi
dan ombak besar atau tsunami.
Yang paling ekstrem mungkin adalah teori garpu/
tombak setan. Menurut beberapa literatur, "Pada Zaman dahulu, semua
hal yang berhubungan dengan penyakit mental dikategorikan yang berhubungan dengan setan. Sejak mereka berpikir bahwa
semua penyakit mental dan perilaku abnormal itu disebabkan oleh gangguan setan
dan roh Jahat. Oleh sebab itu, orang-orang yang mempelajari perilaku abnormal
ini (psikolog) juga dianggap sebagai (pengikut) setan. Karena setan memegang
semacam garpu di tangannya, maka psikologi mengadopsinya sebagai lambang/simbol
mereka.[2]
Kelemahan teori ini adalah tidak adanya kesamaan gambaran setan pada abad Masehi (Kristen) dan sebelum
masehi (Pagan).
Pernyataan
yang secara umum diterima mengenai asal trisula psikologi ini adalah secara literasi.
Simbol “Ψ” (huruf besar) atau “ψ” (dalam huruf kecilnya),
merupakan huruf ke-23 dalam alfabet Yunani. Huruf Ψ atau ψ dibaca psi, sedangkan
dalam angka Yunani psi ini merupakan simbol untuk angka 700. Psi merupakan huruf dalam kata psyche. Psyche
dalam bahasa Yunani berarti nafas kehidupan, yaitu jiwa atau ruh, secara bebas
diartikan sebagai pikiran.[3]
Huruf
alfabet Ψ atau ψ selain dikenal dalam psikologi, psikiatri juga dikenal dalam
bidang keilmuan lain, seperti fisika (fungsi gelombang dalam mekanika kuantum),
matematika (pembalik konstanta Fibonacci), astronomi (Planet Neptunus), dsb.
Warna Ungu
Selain identik dengan alfabet psi, psikologi juga sering
dihubungkan dengan warna ungu. Ungu
adalah rentang corak warna yang muncul diantara merah dan biru, atau diantara
merah tua (crimson) dan violet. Disebut ungu apabila dekat ke warna
merah, disebut violet apabila dekat ke biru.
Zaman dahulu di Eropa, warna ungu dipakai oleh
hakim-hakim dan Kaisar Romawi, kemudian oleh Katholik Roma dipakai dalam pakaian
keuskupan, sejak itu ungu identik dengan kerajaan dan kesalehan. Sedangkan di
kebudayaan Asia, seperti China dan Jepang, ungu mewakili kesadaran spiritual,
penyembuhan, kekuatan, kemakmuran, keistimewaan, keberuntungan, dan
aristokrasi. Jadi dari mana istilah
warna ungu adalah warna janda? Rupanya hal itu tidak sepenuhnya salah, karena di Thailand, warna ungu adalah
warna yang dipakai janda ketika sedang berduka cita.
Warna Ungu dalam psikologi dapat berarti simbol kemakmuran dan kemegahan, kebijaksanaan
dan spiritualitas, warna ungu juga merupakan warna yang kadang tidak selalu
muncul di alam, terkadang menghadirkan kesan eksotis dan cerdas.[4]
Seberapa penting sebuah simbol?
Mimpi adalah sebuah simbol dari represi keinginan menurut Freud dan Adler.
Carl Jung menganggap archetype adalah simbol universal yang ditiru dan
berusaha disamai oleh orang lain. Simbol
terkadang merupakan penjelmaan dari substansi, namun terkadang diperlukan
pengetahuan untuk memahaminya.
Di Eropa, seseorang yang menggunakan atribut bersimbol NAZI (swastika NAZI)
bisa ditahan oleh aparat penegak hukum. Di Indonesia simbol palu dan celurit
dilarang, karena mengidentifikasikan Partai Komunis Indonesia. Dalam agama, ada
larangan menyerupai atau memakai sesuatu atribut yang identik dengan suatu
kaum, sebab tanpa disadari secara perlahan akan membawa seseorang masuk ke kaum
yang ditiru. Jadi simbol bukanlah hal yang paling esensial (terpenting), namun
tidak bisa juga dianggap remeh penggunaanya.
Simbol memang bukan nilai atau makna yang sebenarnya, namun lewat simbol, manusia
dapat lebih mudah menghayati makna yang sebenarnya. Oleh karena itu menggunakan
sebuah simbol hendaknya mengetahui
secara bijak makna representatifnya agar tidak salah dalam menerapkan-nya. (Pus/ IMP/2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar