Rabu pagi /13 Maret 2013, di depan ruangan Seminar Gedung J,
Fakultas Komunikasi dan informatika UMS, terlihat spanduk bertuliskan “PKU ISID
Gontor Road Show”. Sementara di dalam ruangan tersebut seorang moderator sedang
menjelaskan tentang keilmuan Islam sat
ini. Hari itu memang sedang digelar acara kerjasama IMAMUPSI UMS dengan Program
Kaderisasi Ulama, Institut Studi Islam Darussalam, (PKU ISID)Gontor.
Sedikit pengantar dari moderator, “Ada ketakutan bahwa dalil
Al Quran dianggap tidak ilmiah jika dijadikan basis ilmu.” Ditambahkan
lagi “Umat Islam saat ini dinilai
kebingungan saat mendapatkan ilmu pengetahuan baru. Atau dalam istilah Naqib
Alatas, ‘Moslem losts of Adam.” Kemudian dijelaskan juga bahwa umat Islam saat ini membagi keilmuan menjadi
ilmu sekuler dan ilmu agama. Padahal kalau dikaji lebih mendalam maka ilmu
pengetahuan dan agama bukan sesuatu yang terpisah atau bertentangan. PKU ISID
Gontor adalah sebuah program yang
membuktikan bahwa pemikiran keilmuan yang modern yang berlandaskan ke-Islaman
merupakan keilmuan yang lebih komprehensif dan ilmiah.
TANTANGAN DAKWAH ISLAM DALAM DUNIA MAYA (Studi Kritis Atas Pemanfaatan Internet di
Indonesia)
Pada presentasi pertama diawali oleh ust. Iza Sudija, S. Kom,
mengenai “Tantangan Dakwah Islam di Dunia
Maya”. Dewasa ini situs Islam di internet berkembang dengan cepat, namun yang
jadi pertanyaan apakah isi Islamnya? Menurut ustad Iza, situs yang ke-Islaman
perlu dikaji ulang di internet, dibagi menjadi:
1.
Situs Berkedok Islam
2.
Situs yang menyimpang dari
Islam
Dampak dari adanya situs ini adalah:
·
Meragukan kebenaran Islam,
mulai dari meragukan kebenaran Qur’an. Mengingkari Nabi Muhammad Saw. sebagai
nabi terakhir dan menghina para sahabat.
·
Muculnya faham sekuler,
pluralism dan liberalism yang pada akhirnya mendorong munculnya relativisme,
segala sesuatu bersifat relative, tidak ada benar dan salah.
·
Munculnya faham feminism
yang bukan hanya menginginkan kesetaraan tapi juga kebebasan, akibatnya
melegalkan homoseksual (lesbian dan gay).
Lalu bagaimana seharusnya kita menilai dan membedakan situs
Islam yang benar dan menyimpang di
internet? Menurut ust Iza, ada beberapa langkah dalam membaca sebuah situs,
yakni mengetahui:
a.
profil,
b. sejarah,
c. pendiri,
d. visi ,misi, dan tujuan,
e.
Paham dan ide yang diangkat
situs tersebut
Maraknya situs yang berkedok Islam dan situs Islam yang
menyimpang ini juga memunculkan situs Islam yang meng-counter dan
menjawab tantangan syiar anti keislaman di dunia maya, diantaranya: www.insistnet.com, www.syiahindonesia.com, www.thisisgender.com
Perang yang
dihadapi kaum muslimin zaman sekarang adalah perang pemikiran dan perang
kebudayaan yang sudah merambah melalui media Internet. Dengan demikian kaum
Muslimin harus lebih hati-hati dan selektif lagi dalam mengunjungi situs-situs
Islam yang akan dijadikan rujukan untuk pemahaman Islam yang benar.
KEBAHAGIAAN DALAM
PSIKOLOGI DAN ISLAM
Makalah kedua yang disampaikan adalah tentang Kebahagiaan
atau sa’adah dalam perspektif psikologi dan Islam yang disampaikan oleh ust.
Abdul Hamid Saragih.
Berawal dari pemikiran tentang konsep kebahagiaan yang umum
diketahui masyarakat. Apakah ndikator kekayaan dan kesejahteraan hidup
merupakan factor penting dalam kebahagiaan, karena faktannya angka bunuh diri di Negara Barat dan
negara-negara yang secara ekonomi termasuk kaya justru sangat tinggi. Lantas
apa sebenarnya kebahagiaan itu?
Dalam psikologi kebahagiaan dapat didefinisikan sebagai:
1.
Gabungan kesenangan,
keadaan emosi, dan kepuasan Hidup. (Daniel Haybron. The Pursuit Unhappiness
the Elusive Psychology of Well Being. Oxford University Press. New York. 2008)
2. Evaluasi diri saat ini dan masa sebelumnya. (Ed Diener.
Personality. Culture and Subjective Well Being. Journal Annual Reviews
Psychology 2002)
3. Perasaan positif dan kepuasan hidup. (C.R. Snyder & Shane J. Lopez. Positif Psychology The
Scientific And Practical Exploration of Human Stength. Sage Publication.
California USA 2007 P. 129)
4.
Harus dapat diukur secara
empiris . (Alex Linley & Stephen Joseph. Positive Psychology in
Practice. John Willey and Sons. 2004. New Jersey)
Dari berbagai definisi tersebut kemudian dirumuskan skala
untuk mengukur kebahagiaan. Para ahli berbeda pendapat mengenai indikatornya.
Ada yang mengatakan variabelnya adalah: Kepuasan hidup, pengalaman perasaan,
Hubungan baik dengan orang lain, perasaan bermakna (Alex Linley &
Stephen Joseph. Positive Psychology in Practice. ), ada pula yang
berpendapat variable kebahagiaan adalah: penerimaan diri, kemandirian,
penguasaan lingkungan, tujuan hidup, pengembangan diri. Namun hasil pengukuran
kebahagiaan yang dilakukan atas dasar variabel yang di rumuskan Negara maju,
tidak menunjukkan hasil negara maju tersebut menduduki posisi atas dalam
kebahagiaan bahkan tingkat bunuh dirinya tinggi.
Dalam Islam ada sebuah istilah yang mirip namun mempunyai
makna yang lebih luas daripada kebahagiaan, yakni sa’adah. Sa’adah menurut Ibnu
Manzhur, adalah kebahagiaan yang merupakan lawan kata dari syaqawah
(penderitaan). Dalam kitab Tajul ‘Arus disebutkan orang yang bahagia adalah
orang yang dibahagiakan Allah. Kebahagiaan bukanlah sekedar kenyamanan di dunia
tapi ada juga di akhirat. Konsep akhirat sebagai Real Satisfaction dari
beberapaa pemikir Islam diantaranya:
1.
Ibnu Sina, “Kebahagiaan dan kesedihan jiwa pada
hakikatnya ada di akhirat.”
2. Ibnu Thufail “Kebahagiaan yang sejati adalah kebahagiaan di
akhirat pada saat berjumpa dengan Allah dan melihat wajah Allah.”
3.
Al Farabi mendefinisikan “Kebahagiaan
adalah sampainya manusia pada kesempurnaan yang ada di akhirat.
Menurut Ar-Rozi Kebahagiaan bukanlah kenikmatan indrawi saja
karena hal itu tidak abadi, dan fokus pada hal-hal yang indrawi akan menyebabkan
akal menjadi kotor. Sementara di dunia manusia terbebani dengan tuntutan:
Nafsiyyah, Jasmaniyyah, Kharijiyyah. Konsep Islam (Kepasrahan) merupakan salah
satu cara menuju kebahagiaan, karena kepasrahan mendatangkan ketenangan hati.
“Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada
orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa.” (Qs.
Al-Fath : 26)
Lebih lanjut Ar-Rozi menekankan tentang Cinta Kepada Allah
dalam meraih kebahagiaan.” Seharusnya fokus perhatian seseorang tertuju pada
menyibukkan diri untuk mengenal dan mendekati Allah “.Konsep cinta ini sesuai
dengan penelitian Dr. Daniel Amen, ”Cinta dapat member efek mirip kokain
terhadap otak, yakni melepaskan dopamine (termasuk hormone yang member efek
kebahagiaan) di ganglia basal. Ada pula metode yang jika dlakukan dapat
mendatangkan ketenangan yakni dzikr dan do’a. Penelitian di Barat juga
mengungkap, doa dapat membantu pasien untuk sembuh lebih cepat. Jadi kebahagiaan
dunia menurut Islam bisa dicapai dengan orientasi kepada akhirat.
NAFSIOLOGI: MENGUNGKAP AKAR SEJARAH PSIKOLOGI ISLAM
Makalah ketiga yang disampaikan
dalam kuliah umum keli ini adalah tentang asal muasal ilmu psikologi barat dan
Ilmu Psikologi dalam Islam. Banyak penyimpangan yang tidak kita sadari dalam ilmu
psikologi barat yang bertentangan dengan aqidah seorang muslim. Untuk lebih
jelasnya, presentasi yang disampaikan oleh salah satu pengajar di Universitas
Muhammadiyah Surakarta yang juga alumni IMAMUPSI UMS, Ibu Khotimatun Na’imah, S.
Psi ini, bisa dilihat di
sini.
Banyak hal yang bisa kita gali lebih dalam tentang keilmuan
berbasis Islam, yang meungkinkan seorang ilmuan membuktikan kebenaran ajaran
agama tauhid. Maka dari itu sebagai generasi muda, hendaknya mulai sejak dini
dibekali dengan pengetahuan yang seimbang dan bermutu. Acara semacam kuliah
umum, seperti ini bisa menjadi oase di tengah kegersangan ilmu pengetahuan yang
komprehensif dan Islami. (Pus/2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar