Kamis, 14 Maret 2013

KULIAH UMUM BERSAMA PKU ISID GONTOR



Rabu pagi /13 Maret 2013, di depan ruangan Seminar Gedung J, Fakultas Komunikasi dan informatika UMS, terlihat spanduk bertuliskan “PKU ISID Gontor Road Show”. Sementara di dalam ruangan tersebut seorang moderator sedang menjelaskan  tentang keilmuan Islam sat ini. Hari itu memang sedang digelar acara kerjasama IMAMUPSI UMS dengan Program Kaderisasi Ulama, Institut Studi Islam Darussalam, (PKU ISID)Gontor.

Sedikit pengantar dari moderator, “Ada ketakutan bahwa dalil Al Quran dianggap tidak ilmiah jika dijadikan basis ilmu.” Ditambahkan lagi  “Umat Islam saat ini dinilai kebingungan saat mendapatkan ilmu pengetahuan baru. Atau dalam istilah Naqib Alatas, ‘Moslem losts of Adam.” Kemudian dijelaskan juga bahwa  umat Islam saat ini membagi keilmuan menjadi ilmu sekuler dan ilmu agama. Padahal kalau dikaji lebih mendalam maka ilmu pengetahuan dan agama bukan sesuatu yang terpisah atau bertentangan. PKU ISID Gontor adalah  sebuah program yang membuktikan bahwa pemikiran keilmuan yang modern yang berlandaskan ke-Islaman merupakan keilmuan yang lebih komprehensif dan ilmiah.

TANTANGAN DAKWAH ISLAM DALAM DUNIA MAYA (Studi Kritis Atas Pemanfaatan Internet di Indonesia)
Pada presentasi pertama diawali oleh ust. Iza Sudija, S. Kom, mengenai  “Tantangan Dakwah Islam di Dunia Maya”. Dewasa ini situs Islam di internet berkembang dengan cepat, namun yang jadi pertanyaan apakah isi Islamnya? Menurut ustad Iza, situs yang ke-Islaman perlu dikaji ulang di internet, dibagi menjadi:
1.       Situs Berkedok Islam
2.       Situs yang menyimpang dari Islam
Dampak dari adanya situs ini adalah:
·         Meragukan kebenaran Islam, mulai dari meragukan kebenaran Qur’an. Mengingkari Nabi Muhammad Saw. sebagai nabi terakhir dan menghina para sahabat.
·         Muculnya faham sekuler, pluralism dan liberalism yang pada akhirnya mendorong munculnya relativisme, segala sesuatu bersifat relative, tidak ada benar dan salah.
·         Munculnya faham feminism yang bukan hanya menginginkan kesetaraan tapi juga kebebasan, akibatnya melegalkan homoseksual (lesbian dan gay).
Lalu bagaimana seharusnya kita menilai dan membedakan situs Islam  yang benar dan menyimpang di internet? Menurut ust Iza, ada beberapa langkah dalam membaca sebuah situs, yakni mengetahui:
a.       profil,
b.      sejarah,
c.       pendiri,
d.      visi ,misi, dan tujuan,
e.      Paham dan ide yang diangkat situs tersebut
Maraknya situs yang berkedok Islam dan situs Islam yang menyimpang ini juga memunculkan situs Islam yang meng-counter dan menjawab tantangan syiar anti keislaman di dunia maya, diantaranya: www.insistnet.com,  www.syiahindonesia.com, www.thisisgender.com
Perang yang dihadapi kaum muslimin zaman sekarang adalah perang pemikiran dan perang kebudayaan yang sudah merambah melalui media Internet. Dengan demikian kaum Muslimin harus lebih hati-hati dan selektif lagi dalam mengunjungi situs-situs Islam yang akan dijadikan rujukan untuk pemahaman Islam yang benar.
 
KEBAHAGIAAN DALAM  PSIKOLOGI DAN ISLAM
Makalah kedua yang disampaikan adalah tentang Kebahagiaan atau sa’adah dalam perspektif psikologi dan Islam yang disampaikan oleh ust. Abdul Hamid Saragih.
Berawal dari pemikiran tentang konsep kebahagiaan yang umum diketahui masyarakat. Apakah ndikator kekayaan dan kesejahteraan hidup merupakan factor penting dalam kebahagiaan, karena faktannya  angka bunuh diri di Negara Barat dan negara-negara yang secara ekonomi termasuk kaya justru sangat tinggi. Lantas apa sebenarnya kebahagiaan itu?
Dalam psikologi kebahagiaan dapat didefinisikan sebagai:
1.       Gabungan kesenangan, keadaan emosi, dan kepuasan Hidup. (Daniel Haybron. The Pursuit Unhappiness the Elusive Psychology of Well Being. Oxford University Press. New York. 2008)
2.       Evaluasi diri saat ini dan masa sebelumnya. (Ed Diener. Personality. Culture and Subjective Well Being. Journal Annual Reviews Psychology 2002)
3.       Perasaan positif dan kepuasan hidup. (C.R. Snyder  & Shane J. Lopez. Positif Psychology The Scientific And Practical Exploration of Human Stength. Sage Publication. California USA 2007 P. 129)
4.       Harus dapat diukur secara empiris . (Alex Linley & Stephen Joseph. Positive Psychology in Practice. John Willey and Sons. 2004. New Jersey)
Dari berbagai definisi tersebut kemudian dirumuskan skala untuk mengukur kebahagiaan. Para ahli berbeda pendapat mengenai indikatornya. Ada yang mengatakan variabelnya adalah: Kepuasan hidup, pengalaman perasaan, Hubungan baik dengan orang lain, perasaan bermakna (Alex Linley & Stephen Joseph. Positive Psychology in Practice. ), ada pula yang berpendapat variable kebahagiaan adalah: penerimaan diri, kemandirian, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, pengembangan diri. Namun hasil pengukuran kebahagiaan yang dilakukan atas dasar variabel yang di rumuskan Negara maju, tidak menunjukkan hasil negara maju tersebut menduduki posisi atas dalam kebahagiaan bahkan tingkat bunuh dirinya tinggi.
Dalam Islam ada sebuah istilah yang mirip namun mempunyai makna yang lebih luas daripada kebahagiaan, yakni sa’adah. Sa’adah menurut Ibnu Manzhur, adalah kebahagiaan yang merupakan lawan kata dari syaqawah (penderitaan). Dalam kitab Tajul ‘Arus disebutkan orang yang bahagia adalah orang yang dibahagiakan Allah. Kebahagiaan bukanlah sekedar kenyamanan di dunia tapi ada juga di akhirat. Konsep akhirat sebagai Real Satisfaction dari beberapaa pemikir Islam diantaranya:
1.       Ibnu Sina,  “Kebahagiaan dan kesedihan jiwa pada hakikatnya ada di akhirat.”
2.       Ibnu Thufail “Kebahagiaan yang sejati adalah kebahagiaan di akhirat pada saat berjumpa dengan Allah dan melihat wajah Allah.”  
3.       Al Farabi mendefinisikan “Kebahagiaan adalah sampainya manusia pada kesempurnaan yang ada di akhirat. 
Menurut Ar-Rozi Kebahagiaan bukanlah kenikmatan indrawi saja karena hal itu tidak abadi, dan fokus pada hal-hal yang indrawi akan menyebabkan akal menjadi kotor. Sementara di dunia manusia terbebani dengan tuntutan: Nafsiyyah, Jasmaniyyah, Kharijiyyah. Konsep Islam (Kepasrahan) merupakan salah satu cara menuju kebahagiaan, karena kepasrahan mendatangkan ketenangan hati.
“Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa.” (Qs. Al-Fath : 26)
Lebih lanjut Ar-Rozi menekankan tentang Cinta Kepada Allah dalam meraih kebahagiaan.” Seharusnya fokus perhatian seseorang tertuju pada menyibukkan diri untuk mengenal dan mendekati Allah “.Konsep cinta ini sesuai dengan penelitian Dr. Daniel Amen, ”Cinta dapat member efek mirip kokain terhadap otak, yakni melepaskan dopamine (termasuk hormone yang member efek kebahagiaan) di ganglia basal. Ada pula metode yang jika dlakukan dapat mendatangkan ketenangan yakni dzikr dan do’a. Penelitian di Barat juga mengungkap, doa dapat membantu pasien untuk sembuh lebih cepat. Jadi kebahagiaan dunia menurut Islam bisa dicapai dengan orientasi kepada akhirat.
NAFSIOLOGI: MENGUNGKAP AKAR SEJARAH PSIKOLOGI ISLAM
                Makalah ketiga yang disampaikan dalam kuliah umum keli ini adalah tentang asal muasal ilmu psikologi barat dan Ilmu Psikologi dalam Islam. Banyak penyimpangan yang tidak kita sadari dalam ilmu psikologi barat yang bertentangan dengan aqidah seorang muslim. Untuk lebih jelasnya, presentasi yang disampaikan oleh salah satu pengajar di Universitas Muhammadiyah Surakarta yang juga alumni IMAMUPSI UMS, Ibu Khotimatun Na’imah, S. Psi ini, bisa dilihat di sini.

Banyak hal yang bisa kita gali lebih dalam tentang keilmuan berbasis Islam, yang meungkinkan seorang ilmuan membuktikan kebenaran ajaran agama tauhid. Maka dari itu sebagai generasi muda, hendaknya mulai sejak dini dibekali dengan pengetahuan yang seimbang dan bermutu. Acara semacam kuliah umum, seperti ini bisa menjadi oase di tengah kegersangan ilmu pengetahuan yang komprehensif dan Islami. (Pus/2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar