Karya Pelangi, adalah buku kumpulan kisah-kisah inspiratif dari penyandang disabilitas, keluarga penyandang disabilitas, pemerhati dan masyarakat yang ada di sekitar mereka. Karya pelangi awalnya adalah sebuah kompetisi menulis dengan tema Love Dream and Disability, dan kisah yang di bukukan dalam buku Karya Pelangi ini adalah pemenang kompetisi tersebut.
Buku Karya Pelangi diterbitkan oleh penerbit Selaksa dari Jogjakarta. Acara launching buku Karya Pelangi 03 November 2013 lalu, di Solo Grand Mall. Acara launching buku ini sendiri dihadiri oleh Walikota Solo, perwakilan Kemensos RI, YCHI, Gerkatin Solo, DVO, IDCC, Akademi Berbagi, ILMPI, Kartunet, dan PMOI.
Ada 31 kisah yang disajikan dalam buku ini. Salah
satu yang menarik adalah sebuah tulisan Rully Anjar, “Lihat dan Rasakan Sensasi Teater Tuli”. Rully merupakan seorang
relawan penerjemah Bahasa
Isyarat Indonesia (Bisindo) Deaf Volunteering Organization (DVO), di Solo. Rully bercerita
mengenai lika-liku penyelenggaraan pentas teater yang untuk pertama kalinya
akan di pentaskan oleh teman-teman tuli
yang tergabung dalam Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu
Indonesia (Gerkatin) Kota Solo. Teater tersebut diberi judul Sudo Ora
Sudo (Kurang namun Tidak Kurang). Teater ini menceritakan seorang orangtua
yang malu dan menutup-nutupi keadaan anak semata wayangnya yang tuli, namun
akhirnya sang anak dapat membuktikan diri bahwa dia bukanlah beban dan aib
melainkan seorang yang mampu seperti orang normal pada umumnya. Ketua panitia dari pentas teater ini
adalah seorang tuli. Cerita yang akan
dipentaskan juga merupakan hasil
ide langsung teman-teman tuli.
Bahkan teman-teman tuli ini sendiri yang membuat
proposal pengajuan
kerjasama dan mencari sponsor. Banyak hal
terjadi dalam proses penyelenggaraannya sampai akhirnya pentas ini digelar. Pentas teater ini sendiri terbilang sangat sukses. Kerja keras mereka
terbayar sudah, pentas mereka mampu menyedot perhatian tidak kurang dari 400 orang penonton. Dari pentas
ini, penyandang tuli ingin membuktikan bahwa mereka mampu membuat karya yang
luar biasa dan mereka mampu.
Pentas teater tuli "Sudo ora Sudo". |
Lain halnya
yang diceritakan oleh Ratna Pramudyanti dalam tulisannya
berjudul “Pelangi Selalu Berwarna”. Ibu dua putra ini menceritakan
pengalamannya memiliki anak dengan Gangguan Pusat Perhatian (GPP).
Kondisi ini membuat Muhammad Syarifudin Hidayatullah sering tidak naik kelas. Awalnya kondisi anak sulungnya membuat Ratna sedih dan kecewa, namun pada
akhirnya perempuan yang berprofesi sebagai guru SLB tetap mengusahakan yang
terbaik buat anaknya. Ketika Syarif, panggilan akrabnya, tidak bisa naik kelas
di sekolah umum dimasukkan ke SLB tempatnya bekerja. Namun kemudian di SLB dia
justru mengalami perkembangan yang menggembirakan sehingga bisa melanjutkan ke
SMP regular dan kemudian ke SMA regular. Saat ini
Syarif bersekolah di SMKN 8 Surakarta dan sering mengikuti pentas menyanyi di
kegiatan sekolah. Dia juga bisa menerima pelajaran di sekolah ini dengan baik
hingga bisa masuk rangking sepuluh besar di kelasnya. Selain itu dia juga
memiliki kepedulian yang tinggi terhadap siswa difabel (different ability) lain seperti tunanetra. Hal inilah
yang pada akhirnya membuat kedua orangtuanya bangga.
Ibu Ratna dan puteranya Syarif saat launching buku. |
Seorang
Psikolog dan artis , Tika Bisono dalam komentarnya pada sampul buku ini,
mengungkapkan: “Ketika orang
memandang remeh diri kita, saat itulah waktu yang tepat untuk menunjukkan
kepada dunia akan kemampuan kita. Bukan karena kesombongan, tetapi karena
setiap orang, siapapun itu diciptakan dengan kelebihannya masing-masing. Setiap
orang bisa menjadi Luar Biasa. Kisah-kisah dalam buku ini adalah buktinya.
Kisah yang full inspiration, full motivation”
Menariknya
dari membaca buku yang bersampul hardcover dan halaman penuh warna ini,
membuat kita menjadi terharu dan merenung, bahwa disekitar kita banyak
penyandang disabilitas yang kurang mendapat perlakuan yang layak padahal
mereka mempunyai kemampuan. Buku ini juga memberikan lecutan bagi mereka
yang selama ini memiliki kondisi fisik yang lebih layak, namun justru
kurang kemauan untuk berprestasi.
Bagimanapun penyandang disabilitas juga manusia yang harus kita hargai
dan beri kesempatan yang sama dengan yang lain. (Winda/ Gilang)
Judul buku :
Karya Pelangi #1; Kolaborasi Karya untuk Cinta Luar Biasa
Penerbit : Selaksa (Era Intermedia)
Penulis : Nilla Gustian, dkk.
Rilis :
November 2013
ISBN : 978-602-1697-04-7
Halaman : 392 Hal warna
Cover : Hardcover
Cover : Hardcover
Tidak ada komentar:
Posting Komentar