Ibnu Sina
Terlahir
dengan nama Abu Husein ibn Abdillah ibn Sina, di Barat dikenal dengan nama
Avicenna. Dilahirkan di Asyafana, dekat Bukhara, 980 M. Orang tua beliau adalah
pegawai pemerintahan Dinasti Samani. Sejak kecil telah mempelajari ilmu
pengetahuan fisika, kedokteran, matematika, hukum, dll. Umur 17 tahun telah
terkenal sebagai dokter, beliau pernah mengobati Pangeran Nuh ibn Mansur sampai
sehat. Setelah orangtua beliau meninggal, beliau pindah ke suatu kota di dekat
Laut Kaspia. Disana beliau mulai menulis ensiklopedia tentang kedokteran. Dua
karyanya yang terkenal:
Ø Asy Syifa (The Book of
Healing)
Ø Al Qanun fii al-Tibb (The
Canon)
Beliau pernah bekerja
di berbagai kerajaan, sebagai dokter dan menteri. Beliau meninggal pada tahun
1037 M di Isfahan.
Jiwa dibagi menjadi tiga:
1.
Jiwa
Tumbuhan (nafs- an- nabati)
Nafs
yang paling dasar yang ada pada tumbuhan, hewan dan manusia dan semua benda
hidup. Tujuannya memenuhi kebutuhan mencari makan, berkembang biak(reproduksi),
dan pertumbuhan.
2.
Jiwa
Binatang (nafs-al-haywaini)
Mempunyai
dua daya/kekuatan (quwa),
a.
daya
pendorong(quwa-al-muharrikah) dan
b.
daya
persepsi(quwa al mudrikah)
3.
Jiwa Manusia
(nafs-al-insani)
Membedakan
manusia dari tumbuhan dan binatang, karena manusia mempunyai ciri kehidupan:
·
Mahluk
sosial
·
Keinginan
memanfaatkan alam untuk bertahan hidup
·
Mampu
membuat alat
·
Mampu
menggunakan informasi
·
Mampu
menggunakan symbol untuk berkomunikasi
·
Mampu
merasakan bahagia dan sedih
·
Mempunyai
rasa malu
·
Memiliki
system kepercayaan dan agama
·
Mempunyai
kecerdasan
Tiga klasifikasi
dasar diatas bisa dilihat dari tahap
pekembangan evolusi spiritual manusia. Tahapan manusia bukan merupakan puncak,
namun manusia adalah mahluk yang dibekali potensi dinamis untuk mencapai tahapan yang lebih
tinggi.
Seorang penyair
Persia, Maulana Jalaluddin Rumi menggambarkan dalam puisinya.
Aku mati sebagai mineral, dan menjelma menjadi tumbuhan
Aku mati sebagai tumbuhan, dan
menjelma menjadi binatang
Aku mati sebagai binatang dan menjelma
menjadi manusia
Lalu mengapa aku harus takut berakhir
pada kematian?
Maut tak pernah mengurangi sesuatu
dariku
Sekali lagi! Aku masih harus mati
sebagai manusia dan lahir di alam malaikat.
Aku masih harus mati lagi karena: “Segala
sesuatu pasti binasa, kecuali wajah Allah”
Setelah dalam keadaan malaikat aku
masih harus mati dan
menjelma menjadi sesuatu yang tidak
bisa aku pahami
Ah, biarkanlah diriku lenyap ,
memasuki kekosongan, kensunyiann
Karena dalam kesunyian itulah
terdengar suara
“Hanya kepada-Nyalah segala sesuatu
kembali”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar