Sabtu, 10 Maret 2012

METODE LOVAAS, MOTIVASI BUKAN KETAGIHAN MENGAJAR PENUH RASA IKHLAS DAN SABAR


Guru-guru dan siswa-siswi Harmony di acara CFD

SABTU pagi itu puluhan siswa menyambut kedatangan 16 mahasiswa Ikatan Mahasiswa Muslim Psikologi Indonesia (Imamupsi) Fakultas Psikologi (Fapsi) UMS dengan meriah. Sebanyak 16 mahasiswa tersebut ingin menjalin tali persaudaraan sekaligus belajar dan mengajar di sekolah yang beralamat di Jl. S. Indragiri no.70, Dadapsari, Srangkah, Ska.
Salah satu siswa di sekolah itu, Dheny (18) terlihat paling girang diantara teman-temannya menyambut kunjungan 16 mahasiswa dari UMS itu.


Ya, sekolah tersebut adalah Sekolah Luar Biasa (SLB) Harmony yang digunakan oleh anak berkebutuhan khusus untuk belajar. Karena tingkahnya yang berlebihan melihat kedatangan mahasiswa dari UMS, terpaksa Abduh, guru di sekolah tersebut membentak Dheni. Sontak
kejadian ini sempat membuat ke16 mahasiswa yang sedang melakukan kunjungan itu kaget.

Sebagai tenaga didik, Abduh memang terkesan keras kepada Dheny. Hal ini disebabkan karena Dheny sering bertingkah tidak beraturan sehingga memaksa tenaga didik untuk lebih tegas. Dheny adalah salah satu siswa autis yang membutuhkan penanganan khusus. Masing-masing siswa SLB Harmony memang mendapatkan pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Perbedaan pengajaran kepada siswa bisa dilihat dari fasilitas berupa kursi yang disediakan. Ada dua warna kursi yang digunakan di sekolah tersebut. Pertama, kursi mungil bewarna biru yang dilengkapi dengan meja digunakan untuk siswa dengan tingkat kesulitan yang lebih. Kedua, kursi berwarna coklat yang dilengkapi dengan meja berukuran sedang digunakan untuk siswa yang penanganannya lebih mudah, seperti disleksia dan diskalkulia.

Dheni sendiri adalah siswa dengan polah yang agresif, jilbab dari salah satu anggota IMAMUPSI menjadi korban, Meskipun demikian bukanlah berarti ketegasan itu mengarah kepada kekerasan. “Kita sebagai guru memang harus bisa terlihat lebih kuat dihadapan mereka,” terang Abduh yang juga masih mahasiswa Pendidikan Luar Biasa (PLB) UNS sekaligus guru di Harmoni.

Metode yang digunakan oleh SLB Harmoni untuk mendidik anak berkebutuhan khusus adalah metode Lovaas. Yaitu memusatkan perhatian anak didik pada guru. “Jadi salah satu metode pengajaran yang kami gunakan disini adalah metode lovaas, untuk memusatkan perhatian anak didik pada guru, kita harus menggunakan beberapa perintah pancingan,” jelas Ratna Guru senior di SLB Harmoni.

Lebih lanjut ia mengatakan pancingan itu diberikan oleh guru kepada siswa setelah menyelesaikan tugasnya. Menurut Ratna yang sudah bekerja selama 11 tahun di SLB Harmony, pancingan itu berupa reward yang bersifat memotivasi dan tidak boleh yang bersifat membuat ketagihan. “Reward itu misalnya kita berikan ia pujian seperti pinter, ganteng, cantik. Sedangkan yang bisa membuat ketagihan itu bisa seperti makanan,“ paparnya.

Meskipun demikian SLB Harmony yang hanya memiliki 20 guru harus mengampu sekitar 50 siswa berkebutuhan khusus. Hal inilah yang menyebabkan kegiatan belajar kurang optimal, idealnya satu guru mengampu satu murid karena guru masih cukup minim dan tidak seimbang dengan jumlah siswanya. Meskipun demikian guru di sekolah ini memiliki wajah yang teduh dan penuh keikhlasan, sehingga tak heran banyak orang tua mempercayakan anaknya yang memiliki kebutuhan khusus untuk belajar di sana.
“Semoga setelah kunjungan teman-teman pagi ini, bisa menjadikan hal yang mendorong betahnya teman-teman IMAMUPSI untuk belajar dan mengajar di sini,” harap Ratna kepada mahasiswa Imamupsi Fapsi UMS yang berkunjung pagi itu.(A’yun/SA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar